Kamis, 26 Maret 2015

Cara Budidaya Tomat dalam Polybag

Posted by Unknown On 19.29 No comments


BUDIDAYA TOMAT DALAM POLYBAG

 Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, untuk itu dalam proses budidayanya perlu dilakukan secara intensif agar produksi yang dihasilkan optimal. Tanaman ini termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga sering dimanfaatkan untuk bahan dasar kosmetik dan obat-obatan.
Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini idealnya ditanam pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Secara umum tomat dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl. Dewasa ini terdapat lebih dari 400 varietas tomat yang ditanam secara global. Ada varietas yang hanya cocok di dataran tinggi seperti berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran rendah seperti varietas intan, ratna dan CLN. Ada juga yang bisa ditanam baik di dataran tinggi maupun rendah, seperti GH2 dan GH4.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu determinate dan indeterminate. Pada tipe determinate, postur tanaman pendekdengan tandan bunga terletak di setiap ruas batang dan jung tanaman. Sedangkan pada tipe indeterminate, postur tanaman tinggi dengan tandan bunga terletak berseling diantara 2-3 ruas, pada ujung tanaman tumbuh pucuk muda. Tanamann tomat dengan tipe indetermibate berbuah besar.
A.   PELAKSANAAN BUDIDAYA
1.     Persiapan Lahan
Pilihlah lahan yang gembur dan subur dengan pengairan yang baik. Pilih juga lahan yang sebelumnya tidak ditanami dengan tomat atau tanaman lain yang masih dalam satu famili Solanaceae seperti cabai, terong, tembakau atau kentang untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman (OPT). Tanah diolah sempurna, apabila pH tanah rendah tambahkan kapur pertanian dengan takaran 150 kg per 1. 000 meter persegi , disebar dan diaduk rata bersamaan dengan pengolahan tanah. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 20-30 cm dengan kedalaman 30 cm. Pupuk dasar perlu diberikan, biasanya terdiri dari 4 kg Urea/ZA, 7,5 kg TSP dan 4 kg KCl untuk setiap 1. 000 meter persegi atau jika memakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) takaranya kurang lebih 20 kg per 1000 meter persegi. Pupuk dasar dicampur merata dengan tanah di atas bedengan dan biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam. Lubang tanam dibuat dengan ukuran diameter kurang lebih 10 cm sedalam 15 cm dengan jarak antar lubang tanam 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan.
2.    Persiapan Pembibitan dan Penanaman
Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langkahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril. Proses penanaman dapat dilakukan pada saat bibit berumur 3 – 4 minggu dengan daun 5-6 helai. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Buka polibag terlebih dahulu, kemudian masukan bibit pada lubang tanam sampai batas pangkal batang, ditimbun dengan tanah dengan agak ditekan dan siram dengan air. Untuk bibit yang mati, rusak atau pertumbuhan nya tidak normal lakukan penyulaman maksimal sampai tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dan lakukan pengairan/penyiraman setap hari sampai tanaman tumbuh normal. Segera pasang air agar tidak merusak perakaran tanaman dengan ketinggian ajir 1 – 1,5 m.
B.    PROSES PEMELIHARAAN
1.     Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam dan akan berpengaruh terhadap pengendalin hama penyakit.
2.    Pemupukan Tanaman.
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 MST dengan Urea dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 dengan takaran 1-2 gram per tanaman. Pupuk diberikan 3 cm di sekeliling tanaman, tutupkembali dengan tanah dan siram air. Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran 5 gr, diberikan 5 cm sekeliling batang tanaman. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran 7 gram per tanaman, diberikan 7 cm sekeliling tanaman. Pupuk organik cair dapat diaplikasikan setiap 7 hari sekali dengan cara disemprotkan dengan takaran sesuai rekomendasi.

3.    Penyiangan dan Pembumbunan.
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 28 hari setelah tanam (HST) bersamaan dengan penggemburan dan pemupukan susulan diikuti pengguludan tanaman. Penyiangan dan pembmbunan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 40 – 45 HST.

4.    Pengajiran
Untuk menopang tanaman agar tidak mudah roboh, tanaman yang telah mencapai ketinggian 10 – 15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan diakukan kembali setiap tanaman bertambah tinggi kurang lebih 20 cm. Tanaman diikat dengan bentuk seperti angka 8 dengan tali plastik (rafia/rumput jepang), sehingga tanaman tidak rusak tergesek oleh ajir.

5.    Pembuangan Tunas / Perempelan
Perempelan atau pembuangan tunas yang tidak produktif dilakukan setiap minggu dan hanya mempertahankan 3 cabang utama untuk setiap tanaman. Perempelan ini bertujuan untuk merangsang pembungaan pada saat tanaman berumur 32 HST. Sebaiknya perempelan dilakukan pada pagi hari agar luka cepat mengering sehingga tidak menjadi tempat masuknya penyakit. Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah.

6.  Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
a.  Hama
1.     Ulat Tanah
Ulat tnah yang menyerang tanaman tomat ini adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram pada lubang tanaman.
2.    Ulat Grayak
Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif spirmetrin.
3.    Ulat Buah
Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif spirmetrin.
4.    Kutu Daun
Pengendaliannya dengan penyemprotab insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, asetamiprid.

b.  Penyakit
1.     Rebah Semai
2.    Layu Bakteri
3.    Layu Fusarium
4.    Buruk Phytoptora
5.    Bercak Bakteri
6.    Virus


7.  Proses Pemanenan
Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering. Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu.
berikut adalah video budidaya tomat :







0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar di blog saya